ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT VERBA AKTIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASA
PERSIA
Oleh: Dwi Puji Lestari
I. Latar Belakang
Terdapat
bermacam-macam bahasa yang dituturkan oleh manusia dari berbagai penjuru dunia.
Bahasa dari wilayah satu dengan wilayah lain dibelahan dunia yang lain bisa
saja mempunyai kesamaan yang akhirnya ada suatu pengelompokan bahasa. Pengelompokan
bahasa pada dasarnya dikelompokan berdasarkan tipologinya yaitu kesamaan corak
atau tipe-tipe masing-masing kelompoknya. Selain itu, secara hubungan
kekerabatan terdapat pula kelompok-kelompok bahasa seperti Austronesia,
Indo-Eropa.
Kebutuhan
komunikasi dan interaksi antar manusia dari wilayah satu dengan wilayah lainnya
atau dari negara satu dengan negara lainnya sangat diperlukan seiring dengan
banyaknya bentuk-bentuk kerjasama di berbagai kepentingan. Bahasa-bahasa asing
dari berbagai negara yang berbeda mulai diajarkan di sekolah-sekolah, di lembaga-lembaga
baik formal maupun informal. Dalam
pengajaran dan pembelajaran bahasa asing sering ditemukan kesulitan-kesulitan
baik oleh guru ataupun oleh siswa. Kesulitan-kesulitan itu muncul karena adanya
perbedaan-perbedaan bahasa yang dipelajari (B2) dengan bahasa yang sudah
dikuasai sebelumnya yaitu bahasa pertama (B1) baik dalam ranah fonologi, morfologi,
sintaksis maupun semantik. Bahasa asing yang jauh kekerabatannya serta mempunyai
tipologi bahasa yang berbeda membuat siswa yang belajar mengalami kesulitan
karena dari segi struktur memiliki banyak perbedaan. Dalam kajian ini misalnya dikaji
mengenai kalimat verba aktif pada bahasa Indonesia dan bahasa Persia yang mana
keduanya berasal dari rumpun bahasa yang berbeda yaitu Austronesia dan
Indo-Eropa.
Kalimat verba
merupakan salah satu kalimat yang harus diketahui dalam mempelajari sebuah
bahasa. Selain menggunakan kalimat nomina dalam berkomunikasi juga sering
digunakan kalimat-kalimat yang menunjukan suatu kegiatan tertentu. Mengetahui
konstruksi kalimat verba suatu bahasa juga merupakan hal yang sangat penting
untuk dapat berkomunikasi secara efektif. Kalimat-kalimat yang menggunakan
verba aktif seperti Saya pergi ke pasar dan saya membeli apel di
pasar mengandung sebuah pesan komunikasi yang berupa informasi aktifitas
yang dilakukan. Kalimat – kalimat yang termasuk dasar seperti ini sangat perlu
dipahami sebelum memahami kalimat-kalimat lain yang lebih kompleks.
II.
Rumusan Masalah
Dalam kajian
ini penulis merumuskan tiga masalah yaitu:
a.
Bagaimanakah
struktur kalimat verba aktif dalam bahasa Indonesia dan bahasa Persia?
b.
Apa
persamaan dan perbedaan struktur kalimat
verba aktif dalam bahasa Indonesia dan bahasa Persia?
c.
Mengapa
pembelajar khususnya yang bahasa pertamanya bahasa Indonesia kesulitan dalam
mempelajari bahasa Persia?
III.
Tujuan Penelitian
a.
Mendeskripsikan
struktur kalimat verba aktif dalam bahasa Indonesia dan bahasa Persia.
b.
Memaparkan
persamaan dan perbedaan struktur kalimat verba aktif dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Persia.
c.
Menjelaskan
kesulitan-kesulitan yang dialami oleh pembelajar yang bahasa pertamanya bahasa
Indonesia dalam mempelajari bahasa Persia.
IV.
Kajian Teori
Analisis
kontrastif merupakan kajian linguistik yang sangat bermanfaat dalam pengajaran
bahasa kedua. Tarigan (2009:2) menjelaskan bahwa analisis kontrastif merupakan
kegiatan yang membandingkan bahasa pertama (B1) dengan bahasa kedua yang
dipelajari (B2) mengenai perbedaan-perbedaan diantara kedua bahasa itu. Sehingga dengan menemukan perbedaan-perbedaan
sistem bahasa dari kedua bahasa dapat diramalkan kesulitan- kesulitan dalam
mempelajarinya. Dengan begitu kajian analisis kontrastif mencoba menjembatani
kesulitan-kesulitan itu dengan mengkontraskan kedua sistem bahasanya.
Dengan
melihat kenyataan bahwa pembelajar telah menguasai bahasa pertama mereka dengan
baik akan timbul adanya kemungkinan bahwa penguasaan bahasa pertama mereka
mempengaruhi penguasaan bahasa kedua yang sedang dipelajari. Menurut Charles Fries (1945) dan Robert Lado
(1957), kesalahan yang dibuat tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan antara
bahasa pertama dan bahasa kedua, sedangkan kemudahan dalam belajarnya
disebabkan oleh adanya kesamaan-kesamaan antara unsur B1 dan B2. Dalam hal ini
struktur kalimat bahasa Indonesia jelas mempunyai karakteristik yang jauh
berbeda dengan bahasa dari rumpun Indo-Eropa. Bahasa-bahasa Indo-Eropa mempunya
karakteristik struktur tersendiri seperti terdapatnya aspect, tense, mood dan
agreement. Bahasa Persia selain
merupakan kelompok bahasa Iranian dari rumpun Indo-Eropa juga termasuk kedalam
bahasa infleksi yang mana terdapat banyak sekali peristiwa infleksi dalam
pembentukan katanya dalam kalimat. Oleh karena itu diharapkan
perbedaan-perbedaan dalam analisis kontrastif ini akan menjembatani
kesulitan-kesulitan yang disalami pembelajar dan persamaan-persamaan yang ada
akan memudahkan pemahaman pembelajaran.
V.
Pembahasan
Dalam pembahasan ini dibahas
mengenai padanan masing-masing kalimat verba aktif bahasa Indoneisa dengan
bahasa Persia. Kalimat yang dianalisis adalah kalimat yang mengandung kata
kerja aktif baik transitif maupun intransitive. Dalam memaparkan struktur
kalimatnya data dianalisis berdasarkan jenis kalimatnya dan subjeknya,
sedangkan dalam mengidentifikasi perbedaan-perbedaan dan persamaannya data
dianalisis berdasarkan bentuk pola kalimat dan perubahan bentuk-bentuk kata
secara morfosintaksisnya. Untuk kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh
pembelajar dibahas dengan menjelaskan lebih mendalam mengenai
perbedaan-perbedaan yang ada dalam struktur kalimat verba aktif dalam bahasa
Persia.
a.
Struktur Kalimat Verba Aktif
i)
Subjek
orang pertama tunggal
(1)
Saya
makan bakso.
Man
baksoro mikhoram.
Dalam kalimat (1) diatas saya sebagai
subjek dipadankan dengan man, makan dipadankan dengan mikonam yaitu
dari bentuk kata dasar khordan (to eat) mendapat prefiks mi- penanda kala present
dan sufiks –am yang merupakan konjugasi, bakso sebagai objek
dalam bahasa Persia diberi penanda objek –ro sehingga menjadi baksoro.
Sehingga bisa dilihat bahwa kalimat saya makan bakso mempunyai pola
kalimat S-V-O sedangkan dalam bahasa Persia berpola S-O-V.



S
V O






S O pres V
konj
(2)
Saya
makan bakso kemarin.
Man
diruz baksoro khordam.
Contoh (2) diatas merupakan bentuk
lampau atau past tense dengan adanya kata keterangan kemarin. Namun
dalam bahasa Indonesia tidak terdapat aspek kala sehingga tidak ada perubahan
bentuk pada kata-katanya. Saya dipadankan dengan man, makan dipadankan
dengan khordam yang merupakan bentuk past tense dari makan. Khordam
dibentuk dari bentuk dasar khordan (to eat) dan konjugasi –am menjadi khordam.
Bakso sebagai objek
dipadankan dengan baksoro dan kemarin dipadankan dengan diruz.
Kata keterangan dalam bahasa Indonesia bisa dipindah ke depan subjek
ataupun kedepan kata kerja begitu juga dengan kata keterangan bahasa Persia
bisa dipindah di depan subjek namun tidak bisa dipindah setelah objek ataupun
kata kerja.
Saya makan bakso kemarin.
Kemarin saya makan bakso.
*Saya makan kemarin bakso
Man diruz baksoro khordam.
Diruz man baksoro khordam.
* Man baksoro diruz khordam.
Sehingga pola kalimat menjadi S-V-O-Adv, Adv-S-V-O dalam bahasa
Indonesia dan dalam bahasa Persia adalah S-Adj-O-V, Adj-S-O-V.




S V O Adj






S Adj
O PO V
Konj
(3)
Saya
akan makan bakso besok.
Man
farda baksoro khoham khord.
Contoh (3) diatas saya sebagai
subjek dipadankan dengan man, akan makan dipadankan dengan khoham
khord, bakso sebagai objek dengan baksoro, dan besok dipadankan
dengan farda. Contoh (3) ini merupakan
bentuk future dengan adanya penanda future kata akan dalam bahasa Indonesia dan khoham
dalam bahasa Persia. Khoham dibentuk dari kata dasar khosan (to
want) dengan diberi sufiks –am yang merupakan konjugasi menjadi khoham.
Lalu diikuti kata kerja khord yang merupakan bentuk kata kerja dasar
dari past tense khordam. Sama seperti pada past tense, struktur
pola kalimat future dalam bahasa Persia S-Adv-O-V, Adv-S-O-V.





S future V O Adv







S Adv O
PO Future Konj
V
ii)
Subjek
orang pertama jamak
(4)
Kita
pergi ke sekolah
Ma
be madrase miravim.
Dalam contoh (4) kita dipadankan
dengan ma, pergi dipadankan dengan miravim. Miravim merupakan
bentuk present dari kata dasar raftan (to go) mendapat
prefiks mi- dan sufiks –im yang merupakan konjugasi. Ke dipadankan
dengan be dan sekolah dipadankan dengan madrase. Struktur
kalimat pada contoh (4) ini adalah S-V-Kom dalam bahasa Indonesia dan S-Kom-V.




Prep
N

S V Komplemen







S Komplemen
pres V Konj
(5)
Kita
pergi ke sekolah kemarin.
Ma
diruz be madrase raftim.
Dalam contoh (5) kita dipadankan
dengan ma, pergi dipadankan dengan raftim. Raftim merupakan
bentuk past tense yang dibentuk dari kata dasar raftan (to go)
mendapat sufiks –im yang merupakan konjugasi menjadi raftim. Ke
dipadankan dengan be dan sekolah dipadankan dengan madrase.
Struktur kalimat pada contoh (5) ini adalah S-V-Kom-Adv dalam bahasa
Indonesia dan S-Adv-Kom-V.





Prep N

S V Komplemen Adv






Prep
N

S
Adv Komplemen V
Konj
(6)
Kita
akan pergi ke sekolah besok.
Ma
farda be madrase khohim raft.
Contoh (6) diatas kita sebagai
subjek dipadankan dengan ma, akan pergi dipadankan dengan khohim raft,
ke sekolah sebagai komplemen dipadankan dengan be madrese, dan besok
dipadankan dengan farda. Contoh
(3) ini merupakan bentuk future dengan adanya penanda future kata akan dalam bahasa Indonesia dan khohim
dalam bahasa Persia. Khohim dibentuk dari kata dasar khosan (to
want) dengan diberi sufiks –im yang merupakan konjugasi menjadi khohim.
Lalu diikuti kata kerja raft yang merupakan bentuk kata kerja dasar past
tense dari raftan. Sama seperti pada contoh (5) struktur pola
kalimat Persia S-V-Kom-Adv dalam bahasa
Indonesia dan S-Adv-Kom-V.






Prep N

S future V Komplemen Adv









S
Adv Komplemen V
iii)
Subjek
orang kedua tunggal
(7)
Kamu
membeli buku.
To
ketabro mikharidi.
Dalam contoh (7) kamu dipadankan
dengan to, membeli dipadankan dengan mikharidi. Mikharidi merupakan
bentuk present yang dibentuk dari bentuk infinitif kharidan (to
buy) diturunkan menjadi kata dasar past tense menjadi kharid mendapat
prefiks mi- dan sufiks –i yang merupakan konjugasi sehingga
menjadi mikharidi. Struktur kalimat pada contoh (7) adalah S-V-O dalam
bahasa Indonesia dan S-O-V dalam bahasa Persia.



S V O






S O po present V konj
(8)
Kamu
membeli buku kemarin.
To
diruz katabro kharidi.
Dalam contoh (8) kamu dipadankan
dengan to, membeli dipadankan dengan kharidi. Kharidi merupakan
bentuk past tense yang dibentuk dari bentuk infinitif kharidan (to
buy) mendapat sufiks –i yang merupakan konjugasi menjadi kharidi.
Buku sebagai objek dipadankan dengan katab dengan sufiks –ro sebagai
penanda objek. Struktur kalimat pada contoh (8) ini adalah S-V-O-Adv
dalam bahasa Indonesia dan S-Adv-O-V.




S V O
Adv






S
Adv O po
V konj
(9)
Kamu
akan membeli buku besok.
To
farda katabro khohi kharid.
Contoh (9) diatas kamu sebagai
subjek dipadankan dengan to, akan membeli dipadankan dengan khohi kharid,
buku sebagai objek dipadankan dengan katab diberi sufiks –ro sebagai
penanda objek menjadi katabro. Contoh
(9) ini merupakan bentuk future dengan adanya penanda future kata akan dalam bahasa Indonesia dan khohi
dalam bahasa Persia. Khohi dibentuk dari kata dasar khosan (to
want) dengan diberi sufiks –im yang merupakan konjugasi menjadi khohim.
Lalu diikuti kata kerja kharid yang merupakan bentuk kata kerja
dasar past tense dari kharidan. Struktur pola kalimat bahasa
Persia sama seperti pada contoh (8) yaitu S-V-O-Adv dalam bahasa Indonesia dan
S-Adv-O-V.





S future V O
Adv








S
Adv O po
V
iv)
Subjek
orang kedua jamak
(10)
Kalian belajar bahasa Persia setiap hari.
Shoma
haruz Farsiro dars mikhundid.
Dalam contoh (10) kalian dipadankan
dengan shoma, belajar dipadankan dengan dars mikhundam. Dars
mikhundam merupakan bentuk present dari bentuk infinitif dars
khundan (to study). Untuk membentuk verba present verba
infinitife terlebih dahulu dibentuk menjadi kata dasar past tense tanpa
konjugasi yaitu dars khund lalu baru diberi prefiks penanda present
–mi dan sufiks –id yang merupakan
konjugasi sehingga menjadi dars mikhundid. Setiap hari dipadankan
dengan haruz. Struktur kalimat pada contoh (10) ini adalah S-V-O-Adv
dalam bahasa Indonesia dan S-Adv-O-V.




S V O Adv







V
(11)
Kalian
belajar bahasa Persia kemarin.
Shoma diruz Farsiro dars khundid.
Dalam contoh (11) kita dipadankan
dengan ma, pergi dipadankan dengan raftim. Raftim merupakan
bentuk past tense yang dibentuk dari kata dasar raftan (to go)
mendapat sufiks –im yang merupakan konjugasi menjadi raftim. Ke
dipadankan dengan be dan sekolah dipadankan dengan madrase.
Struktur kalimat pada contoh (11) ini adalah S-V-Kom-Adv dalam bahasa
Indonesia dan S-Adv-Kom-V.




S V O Adv







V
(12)
Kalian
akan belajar bahasa Persia minggu depan.
Shoma hafteh bad Farsiro khohid dars
khund.
Contoh (12) diatas kalian sebagai
subjek dipadankan dengan shoma, akan belajar dipadankan dengan khohid
dars khund, bahasa Persia sebagai objek dipadankan dengan Farsiro. Sufiks
–ro sebagai penanda objek menjadi Farsiro. Contoh (12) ini merupakan bentuk future dengan
adanya penanda future kata akan
dalam bahasa Indonesia dan khohid dalam bahasa Persia. Khohid dibentuk
dari kata dasar khosan (to want) dengan diberi sufiks –id yang
merupakan konjugasi menjadi khohid. Lalu diikuti kata kerja dars
khund yang merupakan bentuk kata kerja dasar past tense dari dars
khundan. Struktur pola kalimat bahasa Persia sama seperti pada contoh (11)
yaitu S-V-O-Adv dalam bahasa Indonesia dan S-Adv-O-V.





S future V O Adv








V
v)
Subjek
orang ketiga tunggal
(13)
Dia
tidur pukul 10.00 setiap malam.
Un harshab saat 10.00 mikhabed.
Dalam contoh (13) dia dipadankan
dengan un. Kata ganti orang ketiga tunggal baik laki-laki maupun
perempuan dalam bahasa Persia adalah sama yaitu un. Konjugasi verba
dengan subjek orang ketiga tunggal juga sama antara laki-laki dan perempuan
yaitu –ed. Tidur dipadankan dengan mikhabed. Kata mikhabed
merupakan bentuk present dari bentuk infinitif khabidan (to
sleep). Untuk membentuk verba present verba infinitife terlebih
dahulu dibentuk menjadi kata dasar past tense tanpa konjugasi yaitu
khab lalu baru diberi prefiks penanda present –mi dan
sufiks –ad yang merupakan konjugasi sehingga menjadi mikhabed. Setiap
malam dipadankan dengan harshab. Pukul sepuluh dalam bahasa Persia
adalah saat 10.00. Struktur kalimat pada contoh (10) ini adalah
S-V-O-Adv dalam bahasa Indonesia dan S-Adv-O-V.




S V Adv Adv







V
(14)
Dia
tidur pukul 10.00 tadi malam.
Un dishab saat 10.00 khabad.
Dalam contoh (14) dia dipadankan
dengan un, tidur dipadankan dengan khabad. Kata khabad adalah
verba past tense dalam kalimat itu. Verba past tense itu dibentuk
dari bentuk infinitif khabidan (to sleep) kemudian dirubah
menjadi kata kerja dasar past menjadi khab lalu diberi
sufiks –ad yang merupakan konjugasi sehingga menjadi khabad. Tadi
malam dipadankan dengan dishab dan pukul 10.00 dipadankan
dengan saat 10.00. Struktur kalimat pada contoh (14) ini adalah S-V-Adv
dalam bahasa Indonesia dan S-Adv-V.




S V Adv Adv






V
(15)
Dia
akan tidur pukul 10.00 nanti malam.
Un emsahab saat 10.00 khohad khab.
Contoh (15) diatas dia sebagai
subjek dipadankan dengan un, akan tidur dipadankan dengan khohad
khab, pukul 10.00 dipadankan dengan saat 10.00 dan nanti malam dipadankan
dengan dishab. Contoh (15) ini merupakan bentuk future dengan
adanya penanda future kata akan
dalam bahasa Indonesia dan khohad dalam bahasa Persia. Khohad dibentuk
dari kata dasar khosan (to want) dengan diberi sufiks –ad yang
merupakan konjugasi sehingga menjadi khohad. Lalu kata khohad itu
diikuti kata kerja khab yang merupakan bentuk kata kerja dasar past
tense dari bentuk infinitif khabidan. Struktur pola kalimatnya
adalah S-V-Adv dalam bahasa Indonesia dan S-Adv-V.




S V Adv Adv







V
vi)
Subjek
orang ketiga jamak
(16)
Mereka
menulis surat setiap tahun.
Unha harsal namero minavisan.
Dalam contoh (16) mereka dipadankan
dengan unha. Menulis dipadankan dengan minavisan. Kata minevisan
merupakan bentuk present dari bentuk infinitif navistan (to
write). Untuk membentuk verba present verba infinitife terlebih
dahulu dibentuk menjadi kata dasar past tense tanpa konjugasi yaitu
navist lalu baru diberi prefiks penanda present –mi dan
sufiks –an yang merupakan konjugasi sehingga menjadi minavisan. Setiap
tahun dipadankan dengan harsal. Struktur kalimat pada contoh (16)
ini adalah S-V-O-Adv dalam bahasa Indonesia dan S-Adv-O-V.




S V O Adv








V
(17)
Mereka
menulis surat tahun lalu.
Unha disal namero navistan.
Dalam contoh (17) mereka dipadankan
dengan unha, menulis dipadankan dengan navistan. navistan merupakan
verba past tense yang dibentuk dari bentuk infinitive navisan (to
go). Kemudian bentuk infinitif itu diubah menjadi kata dasar past tense menjadi
navist lalu diberi sufiks –an yang merupakan konjugasi
menjadi navistan. Surat sebagai objek dipadankan dengan namero
yang mana sufiks –ro itu merupakan penanda objek. Dalam bahasa
Persia. Struktur kalimat pada contoh (17) ini adalah S-V-O-Adv dalam
bahasa Indonesia dan S-Adv-O-V.




S V O Adv







V
(18)
Mereka
akan menulis surat tahun depan.
Unha sal bad namero khohan navist.
Contoh (18) diatas mereka sebagai
subjek dipadankan dengan unha, akan menulis dipadankan dengan khohan
navist, surat sebagai objek dipadankan dengan namero yang
mana sufiks –ro merupakan penanda objek dan tahun depan dipadankan
dengan sal bad. Contoh (18) ini merupakan bentuk future dengan
adanya penanda future kata akan
dalam bahasa Indonesia dan khohan dalam bahasa Persia. Khohan dibentuk
dari kata dasar khosan (to want) dengan diberi sufiks –an yang
merupakan konjugasi sehingga menjadi khohan. Lalu kata khohan itu
diikuti kata kerja navist yang merupakan bentuk kata kerja dasar past
tense dari bentuk infinitif navisan. Struktur pola kalimatnya adalah
S-V-O-Adv dalam bahasa Indonesia dan S-Adv-O-V.




S V Adv Adv








V
b.
Persamaan dan perbedaan struktur kalimat verba aktif dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Persia.
Sebelumnya telah dibahas mengenai
struktur kalimat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Persia. Berdasarkan
pembahasan sebelumnya dapat diungkapkan bahwa terdapat persamaan struktur
kalimat verba aktif dalam bahasa Indonesia dan bahasa Persia yaitu bahwa
struktur sederhana kedua bahasa itu adalah subjek dan predikat. Jika terdapat
adverbial, maka letak adverbia pada konstruksi kalimat kedua bahasa itu bisa
berada sebelum subjek dan setelah subjek. Namun disamping persamaan itu
terdapat banyak perbedaan pada kedua bahasa itu. Berikut adalah tabel yang
berisi persamaan dan perbedaan-perbedaan pada konstruksi kalimat verba aktif
bahasa Indonesia dan bahasa Persia.
No
|
Perihal
|
Persamaan
|
Perbedaan
|
|
Bahasa
Indonesia
|
Bahasa
Persia
|
|||
1
|
Objek
|
-
|
-
Objek
setelah verba
-
Tidak
ada penanda objek
|
-
Objek
sebelum verba
-
Ada
penanda objek
|
|
Verba
|
-
|
-
Bentuk
verba tidak berubah
|
-
Bentuk
verba berubah berdasarkan kala
-
Terdapat
konjugasi yang merubah verba sesuai dengan subjeknya
|
|
Adverbia
|
Adverbia bisa
diletakan sebelum subjek atau sesudah subjek.
|
-
Adverbia
dalam kalimat bahasa Indonesia bisa diletakan setelah verba
|
-
Adverbia
dalam kalimat bahasa Persia tidak bisa diletakan setelah verba.
|
c.
Kesulitan – kesulitan yang dialami pelajar dari Indonesia dalam
mempelajari kalimat aktif sederhana bahasa Persia.
Pelajar mengalami kesulitan dalam
mempelajari bahasa asing adalah karena banyaknya perbedaan-perbedaan antara bahasa
asing yang dipelajari dengan bahasa Ibu yang telah dikuasai oleh pelajar sebelumnya.
Berikut adalah kesulitan-kesulitan yang dialam pelajar dari Indonesia ketika
mempelajari kalimat aktif sederhana dalam bahasa Persia:
i)
Kesulitan
dalam member penanda objek dan meletakan objek serta verbanya.
Karena adanya perbedaan dalam struktur bahasa Indonesia dan bahasa
Persia mengenai struktur dasar kalimatnya, para pelajar dari Indonesia merasa
sedikit kesulitan dalam meletakan objek dan predikatnya. Pelajar Indonesia
terbiasa meletakan objek setelah verbanya namun ketika membuat kalimat dalam
bahasa Persia pelajar harus membalik konstruksinya menjadi objek terlebih
dahulu kemudian disusul dengan verbanya. Misalnya dalam kalimat saya makan
bakso dalam bahasa Persia menjadi saya bakso makan (man baksoro
mikhoram). Banyak pelajar yang melakukan kesalahan ketika menyusun kalimat
aktif sederhana itu yaitu mereka akan cenderung menyebutkan man mikhoram
bakso atau man khordan bakso. Kelalaian dalam memberi penanda pada
objek juga akan terjadi mengingat dalam bahasa Indonesia tidak berlaku sufiks
penanda objek seperti .Sufiks –ro dalam bahasa Persia adalah untuk
menandai bahwa kata yang dilekatinya berperan sebagai objek.
ii)
Kesulitan
dalam merubah bentuk verba
Verba
dalam bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan karena subjek dan kala.
Berbeda sekali dengan verba pada bahasa Persia. Bentuk verba dalam bahasa
Persia berubah-ubah sesuai dengan kala dan siapa subjeknya. Kosa kata verba
bahasa Persia semua pada awalnya adalah berbentuk infinitif. Untuk mengubah
verba, pelajar harus terlebih dulu merubah bentuk infinitif itu kedalam bentuk
kata dasar past baru kemudian diberi penanda dan konjugasinya. Dibawah ini adalah subjek dan contoh perubahan
verbanya dalam kalimat aktif present tense:
Kata ganti orang
|
Penanda present
|
verba infinitif
|
Kata dasar past
|
Konjugasi
|
Hasil
|
|
Bhs.
Indo
|
Bhs. Persia
|
|||||
Saya
|
man
|
mi-
|
khordan
(to eat)
|
khord
|
-am
|
mikhordam
|
kami/kita
|
ma
|
-im
|
mikhordim
|
|||
Kamu
|
to
|
-i
|
mikhordi
|
|||
Kalian
|
shoma
|
-id
|
mikhordid
|
|||
dia
|
un
|
-ad
|
mikhordad
|
|||
Mereka
|
unha
|
-an
|
mikhordan
|
iii)
Kesulitan
dalam memberi konjugasi pada verba
Karena dalam merubah bentuk verba dalam bahasa Persia adalah salah
satunya dengan menggunakan konjugasi. Para pelajar dari Indonesia kesulitan
dalam meletakkan konjugasi-konjugasi itu karena berbeda subjek maka berbeda
pula konjugasi yang digunakan untuk verbanya. Karena itu ada kemungkinan para
pelajar akan terbalik-balik dalam meletakan konjugasi atau bahkan lupa tentang
konjugasi-konjugasi itu. Misalnya saja ingin mengatakan saya makan bakso menjadi
man baksoro mikhoran atau man baksoro mikhor. Padahal kalimat
yang benar adalah man baksoro mikhoram yaitu menggunakan konjugasi –am
pada verbanya dalam kalimat dengan subjek man.
VI.
Kesimpulan
Dalam analisis kontrastif ini dapat disimpulkan beberapa
kesimpulan:
a.
Terdapat
dua persamaan antara bahasa Indonesia dan Persia :
i)
Konstruksi
minimal kalimat verba aktif kedua bahasa itu terdiri dari subjek dan verba.
ii)
Adverbia
pada kalimat bahasa Indonesia dan Persia bisa diletakan sebelum subjek dan
setelah subjek sebelum objek.
b.
Terdapat
tiga perbedaan anatara bahasa Indonesia dan bahasa Persia:
i)
Objek
dalam kalimat verba aktif bahasa Persia terletak setelah subjek dan sebelum
verba. Sementara dalam bahasa Indonesia, objek terletak setelah verba.
ii)
Bentuk
verba dalam kalimat verba aktif bahasa Persia berubah-ubah berdasarkan kala dan
subjeknya. Sementara dalam bahasa Indonesia bentuk verba dalam kalimat verba
aktif selalu tetap.
iii)
Adverbia
dalam kalimat bahasa Persia tidak bisa diletakan setelah verba. Sementara dalam
bahasa Indonesia bisa diletakan setelah verba.
VII.
Daftar Pustaka
Moqaddam,
Ahmad Saffar. 2007. Persian Language:
Book One, Basic Lessons, Tehran:
Council for Promotion of Persian
Language and Literature.
Purnammdarian,
Taqi. 2007.Persian for Foreigners (An Elementary Course). Tehran:
Institue for Humanities and Cultural
Studies.
Samareh,
Yadollah,. 2005. Amuzesh e Zabon e Farsi: Doreye Moghaddimati, Ketab e
Avval. Tehran: Alhoda
Publisher.
Tarigan
, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Remedi Bahasa .Bandung:Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar