Mutiara

Senin, 25 April 2016

Jingga

Sejuk, hari mulai tenggelam
Aku tak takut aku tak melihatmu
Selalu kutatap jingga di langit tanda perpisahan siang dan malam
Tenanglah, aku bisa merasakanmu

Desis angin menusuk raga
Aku jauh dalam lamunanku
Aku jauh dalam pikiranku
Pedih tak hanya mata yang harus ku seka
Aku bertahan demi apa
Demi kepingan kepingan asa?
Pungutlah!

Tangan ini penuh luka padahal bukan memungut kaca
Rasanya ingin berhenti tapi siapa tau besok akan berbeda
Diam juga terluka
Jingga kamu kemana
Dingin dan semesta mulai merubah wajahnya






Tidak ada komentar:

Posting Komentar